ان الحـمد للـه
نحـمده ونستعـينه ونستغفـره ونعوذ باللـه من شـرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا, من
يهده اللـه فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له, وأشهد أن لا اله الا اللـه وأشهد أن
محمدا عبده ورسـوله. اللـهم صـل على محمد وعلى اله وصحبه ومن تبعهم باءحسان الى
يوم الدين
Diiringi rasa syukur atas segala
nikmat Allah swt, semoga keselamatan dan kesejahteraan senantiasa dihaturkan
kepada manusia pilihan Allah yang menjadi rahmatan lil alamin, yaitu Nabi
Muhammad SAW.
Pada saat ini, kita berada
dipenghujung bulan Ramadhan 1435 H / 2014 M. Bulan Ramadhan merupakan bulan
istimewa, karena kedatangan bulan Ramadhan senantiasa membawa berkah dan
kebaikan bagi umat islam. Bahkan dalam konteks toleransi antar umat beragama,
bagi yang tidak berpuasa dianjurkan untuk menghormati saudara-saudara kita yang
tengah menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Apabila seorang pejabat Negara
atau seorang kepala daerah hadir disuatu desa, maka sudah pasti kehadirannya
akan disambut dengan meriah oleh seluruh warga desa itu. Dengan sukacita, warga
desa berbondong-bondong hendak menyalami sang pejabat yang merupakan tamu
istimewa bagi desanya. Dan ternyata, setiap kunjungan pejabat, senantiasa
membawa beberapa program untuk kemajuan desa tersebut, bahkan kadang-kadang
membawa bantuan tunai, baik berupa sembako, bantuan untuk tempat ibadah,
sekolah, dan lain sebagainya. Kemudian pada akhir kunjungannya sang pejabat
akan memberikan sambutan yang berupa pesan-pesan untuk dilaksanakan oleh
seluruh warga desa tersebut.
Demikian juga dengan Ramadhan.
Ramadhan adalah tamu istimewa kita, sehingga setiap kedatangan bulan Ramadhan
senantiasa disambut dengan sukacita oleh orang-orang yang beriman, karena
kehadirannya akan membawa satu program pembangunan bagi mental dan spiritual
umat islam yaitu menjadikannya sebagai orang-orang yang bertaqwa (muttaqin),
sebagaimana firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).
Maka barang siapa yang
bersama-sama menyambut gembira kehadiran bulan suci Ramadhan, niscaya ia akan
mendapatkan manfaat dari kehadirannya. Dan sebelum Ramadhan kembali
meninggalkan kita, maka kitapun akan menerima pesan-pesan yang disampaikannya
kepada kita untuk menjadi pedoman melangkah selama sebelas bulan kedepan.
Beberapa pesan Ramadhan yang dapat kita tangkap, diantaranya adalah :
1. Jadilah orang-orang yang ikhlas (mukhlisin)
Puasa
Ramadhan merupakan ibadah sirri, dimana hanya kita dan Allah saja yang tahu.
Teman, saudara dan tetangga kita hanya dapat menduga-duga bahwa kita berpuasa.
Sehingga orang berpuasa semata-mata ikhlas hanya karena Allah swt. Jika kita
berpuasa mengharapkan pujian orang lain, maka kita tidak akan pernah
mendapatkannya. Oleh karena itu, puasa ramadhan adalah ibadah istimewa dan
hanya Alllah yang akan membalasnya.
الصَّوْمُ لِى وَاَنَا اَجْزِى بِهِ
Puasa
itu untukku, dan aku yang akan membalasnya (HR. Bukhari dan Muslim).
Selama satu bulan penuh kita dapat menjadi
orang yang ikhlas menjalankan ibadah puasa. Maka kita juga diharapkan mampu
menjadi orang-orang yang ikhlas (mukhlisin) selama sebelas bulan kedepan.
Ikhlas yang dimaksud adalah :
a. Ikhlas dalam menjalankan setiap bentuk
ibadah dan perintah Allah.
Tingkat ibadah kita tidak terpengaruh oleh adanya pujian dan sanjungan dari
orang lain. Seluruh amal ibadah kita ikhlas semata-mata karena Allah swt.
b. Ikhlas dalam menjauhi semua larangan
Allah. Selama bulan Ramadhan kita dengan ikhlas meninggalkan makanan dan
minuman yang sesungguhnya halal pada hari-hari biasa, namun demi pengabdian
kita kepada Allah semua itu kita tinggalkan juga.
c. Ikhlas
menerima seluruh takdir Allah terhadap kita.
2. Jadilah orang-orang yang sabar (shobiriin)
Puasa
Ramadhan telah melatih kita untuk sabar menanti saat berbuka puasa. Seberapapun
besarnya penderitaan kita akibat menahan lapar dan haus, kita tidak pernah
mencoba untuk berbuka. Kita tahu bahwa pada saatnya nanti semua akan dihalalkan
kembali oleh Allah. Oleh karena itu, puasa ramadhan membentuk jiwa kita menjadi
orang yang sabar.
اِنِّى جَزَيْتُهُمُ اْليَوْمَ
بِمَاصَبَرُوا اَنَّهُمْ هُمُ اْلفَآئِزُوْنَ
Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran
mereka; Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang (QS. Al-Mukminun : 111 )
Selepas ramadhan meninggalkan kita, diharapkan kita tetap
sabar dalam menjalani kehidupan. Kita harus mampu menahan gejolak keinganan
hawa nafsu kita, karena memang diri kita yang terdiri dari unsur jasmani dan
rohani memiliki kebutuhan yang berbeda. Dan kita sebagai orang yang sabar, akan
lebih mengutamakan kepentingan ruhaniah kita dibanding dengan kebutuhan
jasmaniah.
3. Jadilah
hamba yang pandai bersyukur (abdan
syakuro)
Bukankah
dengan puasa ramadhan itu berarti Allah memerintahkan kepada kita untuk
mengurangi nikmat makan dan minum serta hubungan suami-isteri di siang hari.
Dan ketika kita sedang berpuasa, terjadi pertentangan besar antara unsur
jasmaniah dengan ruhaniah. Disinilah terwujudnya rasa syukur kita kepada Allah,
bahwa selama ini kita diberinya makan dan minum, tetapi kita tidak pernah
merasa bahwa itu adalah nikmat Allah swt.
Hal
ini mengajarkan kepada kita bahwa sesungguhnya nikmat Allah swt itu sangat
banyak sekali.
وَإِنْ
تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
"...Jika kamu menghitung nikmat Allah,
niscaya tidaklah kamu dapat menghitungnya”
(QS. An Nahl: 18).
Dimulai
dari kita bangun tidur, menghirup udara pagi, mandi, sarapan pagi dan
seterusnya sampai kita tidur. Bahkan sesungguhnya tidur kita itu sendiri
merupakan nikmat dari Allah. Maka tidak ada alasan bagi kita untuk
menyia-nyiakan nikmat Allah tersebut.
Sebagai
wujud syukur kita atas nikmat Allah tersebut adalah kita berusaha memanfaatkan
seluruh nikmat Allah tersebut untuk kepentingan pengabdian kita kepada Allah
swt. karena memang kita diutus ke dunia ini tidak lain hanyalah untuk mengabdi
kepada-Nya.
وَمَاخَلَقْتُالْجِنَّوَالإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan
tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah
kepada-Ku” (QS.
Adz-Dzariyat : 56)
By : Kuswantoro, S.Pd.I.