PONPES DARUT TAQWA SUMBERJAYA اَلْمَعْهَدُ الْإِسْلَامِ دَارُ التَّقْوٰى MEMBANGUN INSAN BERTAQWA YANG CERDAS DAN BERTEKNOLOGI
SELAMAT KEPADA SISWA KELAS XII MA DARUT TAQWA SUMBERJAYA DAN KELAS IX MTS DARUT TAQWA SUMBERJAYA YANG DINYATAKAN LULUS 100%

Rabu, 14 Mei 2014

Bahagia di Dunia dan Akhirat



Manusia diciptakan oleh Allah menjadi makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam penciptaannya, manusia dilengkapi dengan akal dan hati nurani. Akal dan hati nurani inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lain.
Kita diberikan kemampuan untuk membedakan perkara yang hak dan batil. Kita juga mampu merasakan sakit, sedih, menderita, senang, gembira bahkan perasaan bahagia. Maka sudah selayaknya setiap manusia memiliki satu keinginan untuk mencapai kehidupan yang bahagia, baik kehidupan di dunia, terlebih kehidupan setelah mati (akhirat) serta terhindar dari segala perkara yang membuatnya menderita dan tersika. Sebagaimana firman Allah swt dalam surat al-Baqarah ayat 201 :
وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى اْلاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Dan diantara mereka ada orang yang berdoa : “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”

Keinginan untuk mendapatkan kebaikan dan kesempurnaan sebagaimana firman Allah tersebut terucap dalam setiap doa kita. Siapapun yang mengaku dirinya sebagai seorang muslim, pasti mampu dan sering melafadzkan doa ini. Bahkan seolah-olah doa ini keluar begitu saja dari lisannya tanpa dipahami maksud dan maknanya. Apabila setiap muslim melafadzkan doa ini dengan tulus dan ikhlas, disertai dengan pengharapan untuk terkabulnya doa ini, maka sudah dapat dipastikan tidak akan ada seorang muslim yang hidup menderita.
Bukankan Allah telah berjanji dalam al-Qur’an :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِى اَسْتَجِبْ لَكُــمْۚ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْ خُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".
Ayat di atas merupakan jaminan dari Allah bahwa apabila kita meminta kepada-Nya, niscaya Allah akan memberikan apapun permintaan kita itu.
Apakah doa kita sudah dikabulkan oleh Allah ? Andaikan doa kita belum dikabulkan oleh Allah, ternyata bukan Allah yang ingkar janji, akan tetapi justru kita yang tidak nyata-nyata meminta kepada Allah. Doa yang kita ucapkan, tidak lain hanyalah doa lisan tanpa disertai dengan pengakuan dari dalam hati kita.
Padahal dalam surat al-Baqarah ayat 45, Allah befirman :
وَاسْتَعِيْنُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۚ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَ
Dan mintalah (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'
Apabila kita merujuk pada firman Allah tersebut di atas, maka wajarlah kalau banyak doa kita yang belum dikabulkan oleh Allah. Hal ini disebabkan persyaratan yang dikehendaki Allah belum dapat kita penuhi, yaitu :
1.    Sabar
       Orang yang hendak meminta sesuatu kepada Allah harus disertai dengan sabar. Sabar dalam hal ini, bukan hanya sabar menunggu tanpa berusaha. Akan tetapi lebih kepada makna berusaha, sehingga orang yang berdoa dan meminta kepada Allah harus disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh. Tiada artinya senantiasa berdoa meminta kebaikan dan kebahagiaan di dunia apabila dia hanya bermalas-malasan tanpa mau bekerja. Jika kebahagiaan di dunia dikonotasikan dengan harta, maka ia harus rajin bekerja untuk memperoleh harta yang diinginkan. Dan apabila kebahagiaan yang dimaksud adalah jabatan yang tinggi, maka ia akan berusaha untuk meraih jabatan itu.
       Orang yang selalu berdoa tetapi enggan berusaha, maka seolah-olah melakukan penghinaan kepada Allah (meskipun Allah tidak akan pernah hina). Karena mereka yang berdoa tanpa berusaha doanya tidak akan pernah terkabul, dan kemudian dia akan menganggap Allah ingkar janji. Sungguh hal ini adalah kesesatan yang Nyata.
2.    Sholat
       Allah tidak pernah untung apabila disembah oleh hamba-Nya, dan Allah juga tidak pernah rugi jika semua hamba-Nya kufur kepada-Nya. Akan tetapi justru kitalah yang memiliki kebutuhan untuk menyembah Allah, sebagai bentuk penghambaan kita kepada-Nya. Dan sholat adalah tuntunan bagi kita untuk menyembah kepada Allah. Maka barang siapa yang sholatnya bagus, berarti memiliki dasar ikatan (aqidah) yang kuat kepada Allah, sehinga tidak ada alasan bagi Allah untuk tidak mengabulkan doa kita.
       Hal ini berarti bahwa agar doa kita terkabul, kita harus mendekat kepada Allah dan menyerahkan semua perkara (tawakkal) kepada-Nya, karena sesungguhnya semua nikmat yang kita rasakan tiada lain hanyalah pemberian Allah.
Apabila kita lengkapi doa kita dengan sabar dan sholat maka jika doa kita belum terkabul, akan timbul sabar dalam hati kita. Muncul kesadaran dalam hati kita bahwa mungkin usaha yang kita lakukan belum maksimal. Akan tetapi jika usaha kita tidak dilandasi dengan sholat sebagai bentuk menghambaan kita, maka andaikan doa terkabul akan muncul kesombongan dalam hati kita dan menganggap bahwa kenikmatan yang kita peroleh adalah hasil jerih payah kita semata.
Dan jika kita mampu melengkapi doa kita dengan sabar dan sholat, insya Allah kita akan menjadi orang yang pandai mensyukuri nikmat Allah.

Oleh : Kuswantoro, S.Pd.I.