Manusia diciptakan
oleh Allah menjadi makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk
lainnya. Dalam penciptaannya, manusia dilengkapi dengan akal dan hati nurani.
Akal dan hati nurani inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lain.
Kita diberikan
kemampuan untuk membedakan perkara yang hak dan batil. Kita juga mampu
merasakan sakit, sedih, menderita, senang, gembira bahkan perasaan bahagia.
Maka sudah selayaknya setiap manusia memiliki satu keinginan untuk mencapai
kehidupan yang bahagia, baik kehidupan di dunia, terlebih kehidupan setelah
mati (akhirat) serta terhindar dari segala perkara yang membuatnya menderita
dan tersika. Sebagaimana firman Allah swt dalam surat al-Baqarah ayat 201 :
وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَا
اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى اْلاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
Dan diantara
mereka ada orang yang berdoa : “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”
Keinginan untuk
mendapatkan kebaikan dan kesempurnaan sebagaimana firman Allah tersebut terucap
dalam setiap doa kita. Siapapun yang mengaku dirinya sebagai seorang muslim,
pasti mampu dan sering melafadzkan doa ini. Bahkan seolah-olah doa ini keluar
begitu saja dari lisannya tanpa dipahami maksud dan maknanya. Apabila setiap
muslim melafadzkan doa ini dengan tulus dan ikhlas, disertai dengan pengharapan
untuk terkabulnya doa ini, maka sudah dapat dipastikan tidak akan ada seorang
muslim yang hidup menderita.
Bukankan Allah
telah berjanji dalam al-Qur’an :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِى
اَسْتَجِبْ لَكُــمْۚ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْ
خُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ
Dan Tuhanmu
berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk
neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".
Ayat di atas
merupakan jaminan dari Allah bahwa apabila kita meminta kepada-Nya, niscaya
Allah akan memberikan apapun permintaan kita itu.
Apakah doa kita
sudah dikabulkan oleh Allah ? Andaikan doa kita belum dikabulkan oleh Allah,
ternyata bukan Allah yang ingkar janji, akan tetapi justru kita yang tidak
nyata-nyata meminta kepada Allah. Doa yang kita ucapkan, tidak lain hanyalah
doa lisan tanpa disertai dengan pengakuan dari dalam hati kita.
Padahal dalam surat
al-Baqarah ayat 45, Allah befirman :
وَاسْتَعِيْنُوا بِالصَّبْرِ
وَالصَّلٰوةِۚ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَ
Dan mintalah
(kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan Sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'
Apabila kita
merujuk pada firman Allah tersebut di atas, maka wajarlah kalau banyak doa kita
yang belum dikabulkan oleh Allah. Hal ini disebabkan persyaratan yang
dikehendaki Allah belum dapat kita penuhi, yaitu :
1. Sabar
Orang yang
hendak meminta sesuatu kepada Allah harus disertai dengan sabar. Sabar dalam
hal ini, bukan hanya sabar menunggu tanpa berusaha. Akan tetapi lebih kepada
makna berusaha, sehingga orang yang berdoa dan meminta kepada Allah harus
disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh. Tiada artinya senantiasa berdoa
meminta kebaikan dan kebahagiaan di dunia apabila dia hanya bermalas-malasan
tanpa mau bekerja. Jika kebahagiaan di dunia dikonotasikan dengan harta, maka
ia harus rajin bekerja untuk memperoleh harta yang diinginkan. Dan apabila
kebahagiaan yang dimaksud adalah jabatan yang tinggi, maka ia akan berusaha
untuk meraih jabatan itu.
Orang yang
selalu berdoa tetapi enggan berusaha, maka seolah-olah melakukan penghinaan
kepada Allah (meskipun Allah tidak akan pernah hina). Karena mereka yang berdoa
tanpa berusaha doanya tidak akan pernah terkabul, dan kemudian dia akan
menganggap Allah ingkar janji. Sungguh hal ini adalah kesesatan yang
Nyata.
2. Sholat
Allah tidak
pernah untung apabila disembah oleh hamba-Nya, dan Allah juga tidak pernah rugi
jika semua hamba-Nya kufur kepada-Nya. Akan tetapi justru kitalah yang memiliki
kebutuhan untuk menyembah Allah, sebagai bentuk penghambaan kita kepada-Nya.
Dan sholat adalah tuntunan bagi kita untuk menyembah kepada Allah. Maka barang
siapa yang sholatnya bagus, berarti memiliki dasar ikatan (aqidah) yang kuat
kepada Allah, sehinga tidak ada alasan bagi Allah untuk tidak mengabulkan doa
kita.
Hal ini berarti
bahwa agar doa kita terkabul, kita harus mendekat kepada Allah dan menyerahkan
semua perkara (tawakkal) kepada-Nya, karena sesungguhnya semua nikmat yang kita
rasakan tiada lain hanyalah pemberian Allah.
Apabila kita
lengkapi doa kita dengan sabar dan sholat maka jika doa kita belum terkabul,
akan timbul sabar dalam hati kita. Muncul kesadaran dalam hati kita bahwa
mungkin usaha yang kita lakukan belum maksimal. Akan tetapi jika usaha kita
tidak dilandasi dengan sholat sebagai bentuk menghambaan kita, maka andaikan
doa terkabul akan muncul kesombongan dalam hati kita dan menganggap bahwa
kenikmatan yang kita peroleh adalah hasil jerih payah kita semata.
Dan jika kita mampu
melengkapi doa kita dengan sabar dan sholat, insya Allah kita akan menjadi
orang yang pandai mensyukuri nikmat Allah.
Oleh : Kuswantoro, S.Pd.I.